MODUL AJAR KIMIA INDUSTRI - PJBL (2) OTK
MODUL AJAR
Satuan Pendidikan |
|
: SMK Negeri 1 Panyingkiran |
Bidang Keahlian |
|
: Teknologi Manufactur dan Rekayasa |
Kompetensi Keahlian/Fase |
|
: Teknik Kimia Industri/F |
Nama Penyusun |
|
: Erni Fitriani, S.T. |
|
|
|
A.
Tujuan Pembelajaran Fase F (Elemen 5)
Memahami proses mixing (pencampuran)
B.
Kata Kunci:
Pencampuran, mixing, agitator, mixer, pengadukan,
batang pengaduk, magnetic stirrer.
C.
Prasyarat
Untuk mempelajari materi ini
adalah: Sudah menguasai macam-macam campuran, prinsip kerja & peralatan mixing.
D.
Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan:
Bernalar kritis, inisiatif dan Kerjasama.
E.
Sarana dan Prasarana
1. Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Wastafel dan drainase
3. Meja Praktik
4. Kelangkapan alat pelindung Diri (masker,sarung tangan,dan jas labor).
5. Peralatan mixing *(skala lab) :
- Beaker
glass 2000 ml
- Magnetic
stirrer
- Thermometer
- Batang pengaduk
- Spatula
- Mixer
Agitator / batang pengaduk
bermesin
- Corong
- Gelas ukur
- Neraca analitik
- Botol semprot
- Botol kemasan + label
merek
- Kaca arloji
- pH universal
- pipet tetes
6. Zat kimia *(Pembuatan Karbol Wangi) :
- Arpus / gumrosin
- Tylose
- NaOH
- Citronella
Oil
- Pine Oil
- Surfactan
- Aquadest
F.
Target Siswa
Kegiatan belajar dapat diikuti oleh siswa
regular (bukan berkebutuhan khusus)
G.
Kegiatan pembelajaran Utama
Ø Ekplorasi konsep melalui modul praktikum, video dan artikel
Ø Preparation : penimbangan & pengukuran zat kimia / bahan kimia yang
akan digunakan.
Ø Praktik Pengoperasian Peralatan mixing
Ø Melaporkan hasil praktik dalam bentuk jurnal praktikum, presentasi
produk hasil praktikum, dan berlatih menjadi sales engineer *(bidang kimia).
Ø Refleks Hasil praktik dengan metode 4 C
H.
Asesmen
Ø Asemen individu dalam bentu (Tes
tertulis dan lisan)
Ø Asesmen individu dalam bentuk non tes (Kinerja)
I.
Model Pembelajaran
Ø Model
Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)
Ø Pendekatan
: Scientifik Learning dan TPACK
Ø Strategi
: Pembelajaran Kontekstual
Ø Metode
: Pengamatan, percobaan, tanya jawab, diskusi, penugasan, presentasi
J.
Memetakan kebutuhan belajar siswa
Ø Melakukan pemetaan profil belajar siswa
Ø Memetakan kesiapan belajar siswa
Ø Memetakan minat belajar siswa
Ø Mernacang kegaiatan belajar
Guru |
Siswa |
Pembelajaran berdasar hasil pemetaan |
|
Berbasis
konten |
·
Memberikan
pertanyaan pemantik terkait materi yang akan dibahas. ·
Memberikan
gambar peralatan mixing di pabrik / industri kimia. |
Siswa
menawab pertanyaan sepanjang yang mereka ketahui. |
·
Bagi siswa/i
sudah memilki pengetahuan 50 % langsung melaksanakan praktik ·
Bagi siswa
yang kesiapan belajarnya baru di bawah 50% ,maka dielaborasi melaui
video,jurnal,dan referensi |
Berbasis
proses |
·
Menayangkan
video ·
Meminta
siswa untuk memberikan tanggapan terhadap video yang ditonton ·
Mempersilahkan
siswa untuk membaca modul praktikum ·
Refleksi dan
evaluasi |
·
Menyaksikan
video & menganalisis ·
Siswa secara
bergantian memberikan pernyataan ·
Mengerjakan
refleksi |
|
Berbasis projek |
·
Memberikan
tugas agar melaksanakan praktik mixing / pencampuran dengan membuat
produk karbol wangi ·
Melaporkan
hasil praktik |
·
Melaksanakan
pengoperasian peralatan mixing ·
Melaporkan
hasil praktik |
|
Kegiatan Belajar 1: Materi mixing
APERSEPSI |
Pelajarilah interkoneksi
unit mixing di pabrik kimia pada
gambar di bawah ini!
Gambar 1. Mesin Mixing
Sumber Gamba: https://www.aeroengineering.co.id/
Dari gambar 1. di atas, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini!
1.
Apa
perbedaan pencampuran homogen dan heterogen?
2.
Apa
fungsi dari agitator pada peralatan mixing?
Materi
A.
Pencampuran / mixing
1. Pengertian
Pencampuran diartikan
sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini
diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran
dapat berlangsung dengan baik.
2. Tujuan
- Menghasilkan campuran bahan
dengan komposisi tertentu dan homogen
- Mempertahankan kondisi
campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas
permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi
dan perbedaan suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan
uap-uap yang timbul
- Menghasilkan bahan
setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan
produk akhir yang baik
- Derajat pencampuran
adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan yang ada dalam suatu
campuran pada saat pembentukan campuran yang homogeny
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pencampuran
Derajat pencampuran
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Aliran
Aliran yang
turbulen dan laju alir bahan yang tinggi basanya menguntungkan proses
pencampuran. Sebalikanya aliran yang laminer dapat menggagalkan pencampuran
- Ukuran
Partikel
Semakin
luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin
kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses
pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses
pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi.
- Kelarutan
Semakin
besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran, maka akan
semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa
difusi laju difusi dipercepat oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan
kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat
pencampuran akan semakin baik pula.
-
Viskositas campuran
- Jenis
bahan yang dicampur
- Urutan
pencampuran
- Suhu dan
Tekanan (pada gas)
- Bahan
tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
4. Keadaan Agregasi pada
pencampuran
Keadaan agregasi adalah
bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat. Sehubungan
dengan itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu
sama lain dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
5. Jenis – jenis campuran
Suatu campuran bahan
kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini :
- Campuran
heterogen
- Koloid
- Suspensi
- Larutan
sejati atau campuran homogen
6. Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur
didasarkan pada :
- Jenis
bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan
bahan)
- Jenis
campuran yang akan dibuat atau dihasilkan dari pencampuran
- Jumlah
pencampuran
- Derajat
pencampuran yang ingin dipakai
- Tujuan
pencampuran yang diinginkan
- Sistem
operasi dari pencampuran
Pencampuran
padat-padat
Pada
pencampuran padat-padat, pencampuran biasanya dilakukan setelah proses sizing
dan grinding. Dalam hal ini alat penggiling dan alat pencampur dapat dijadikan
satu dalam suatu alat yang lebih besar. Proses pemberian bentuk dan pengisian
sering dirangkai sesudahnya. Pengecilan ukuran dimaksudkan agar derajat
pencampuran yang dihasilkan lebih tinggi, dengan waktu pencampuran lebih
singkat dan sistem pencampuran lebih sederhana dan mudah. Pada industri
pencampuran bahan padat biasanya menggunakan alat pengguliran dengan
bejana-bejana berkedudukan tetap tetapi mempunyai perlengkapan pencampur yang
berputar.
Faktor-faktor
yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran diantaranya adalah :
- Kadar
kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda diantara bahan
dapat mengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat ditaburkan tetapi
melekat pada dinding bejana atau pada bagian pencampur lainnya, atau juga
membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar.
- Muatan elektrostatik
pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan, khususnya pada
partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm) - Perbedaan mencolok dalam ukuran
butir atau kerapatan bahan mempersulit pencampuran. Pola aliran yang kurang
menguntungkan akan menyebabkan campuran terpisah kembali. - Ukuran butir yang
sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang tinggi sehingga waktu pencampuran
semakin lama. - Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3 volume bejana)
tidak memungkinkan pengguliran bahan secara intensif.
- Frekuensi
putaran bejana atau alat pencampur yang terlalu tinggi mengakibatkan bahan
hanya berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan yang diinginkan (misalnya
gerakan jatuh) tidak tercapai.
Beberapa
alat pencampur bahan padat-padat
a.
Pencampur tromol
Pencampur
ini berupa sebuah bejana silindris yang horizontal berputar pada sumbu
panjangnya. Dengan putaran ini, bahan terangkat sepanjang bagian dalam dinding
dan kemudian jatuh kembali.
Karena
sebagian besar aliran berarah vertikal, diperlukan waktu campur yang lama.
Pencampur tromol yang besar seringkali diberi bentuk kerucut pada penyangga
saluran keluaran. Adapun persyaratan untuk pencampuran dengan menggunakan alat
ini adalah derajat pencampuran yang dihasilkan haruslah tidak terlalu kental.
b.
Pencampur Pusar
Pencampur
ini berupa bejana silindris berputar mengelilingi suatu sumbu diagonal. Prinsip
kerjanya adalah bahan diangkat dan kemudian dijatuhkan lagi kebawah. Pada saat
jatuh bahan terdistribusi dan termampatkan. Pencampur jenis ini akan baik untuk
memperoleh derajat pencampuran yang tinggi, tetapi proses yang berlangsung
tidak efektif karena bahan yang dicampurkan harus dalam jumlah yang sedikit.
c.
Pencampur kerucut
Berupa
sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisi berbentuk kerucut berputar
mengelilingi sumbu yang melintang. Prinsip kerja dan keuntungan pencampur ini
sama seperti pencampur Pusar
d.
Pencampur V
Berupa
sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisinya berbentuk V berputar
mengelilingi sumbu yang melintang. Sama seperti pencampur kerucut, pencampur
ini tidak efesien digunakan dalam industri.
e.
Pencampur Kocok (pencampur Turbula)
Berupa
sebuah bejana yang dipasang pada sutu sistem pemegang, digoyangkan hingga
memberikan gerakan kocok tiga dimensi. Dengan gerakan tersebu bahan mengalir
kian kemari bercampur aduk. Pencampur ini digunakan untuk pencampuran < 1m3
yang cepat dan intensif.
f.
Pencampur Pedal
Berupa
sebuah bejana silindris yang mendatar yang didalamnya terdapat beberapa pedal
yang dapat berputar pada sumbu horizontal. Pencampur jenis ini dapat mencampur
bahan dalam jumlah yang relatif banyak.
g.
Pencampur Spiral Ganda
Berupa
bejana silindris mendatar yang didalamnya terdapat dua buah pita spiral yang
mempunyai jari-jari berlawanan. Pita-pita jari-jari ini berputar secara
horizontal dan bertikal secara bersamaan.
h.
Pencampur spiral Planet (Pencampur Nauta)
Berupa
bejana berbentuk kerucut yang didalamnya terdapat spiral yang dapat berputar
dan menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral, bahan diangkat dan
kemudian jatuh kembali kebawah mengikuti aliran spiral tersebut. Pencampur ini
sesuai untuk digunakan dalam mencapur bahan dalam jumlah yang besar.
i.
Pencampur Unggun Denyut
Berupa
seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk
kerucut. Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang dilengkapi dengan
penyembur gas. Jadi bahan dipusarkan oleh aliran gas. Pencampur ini tidak
begitu populer karena prinsip kerjanya yang rumit dan bahaya penggunaannya
cukup besar.
Pencampuran
Padat-Cair
Pembentukan
bahan-bahan kimia umumnya memerlukan air dalam pencamprannya. Disini dapat
terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang sangat viskos seperti
pasta atau adonan. Pada saat pencampuran bahan-bahan yang sangat viskos dibutuhkan
gaya yang besar untuk memisah-misahkan bahan. Bagian bahan yang satu harus
saling digesekkan dengan bahan yang lain, kemudian disatukan kembali. Proses
ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah dibuat suatu alat penguli yang
memudahkan dalam proses pencampuran. Beberapaalat penguli umum yaitu :
a.
Penguli Bak Ganda
Berupa
sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk sepasang
setengah-silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua perkakas campur
yang terletak horizontal dan umumnya berbentuk seperti huruf Z. bahan secara
terus menerus dicabik-cabik, ditekan ke dinding dan disatukan kembali oleh
kedua perkakas tersebut.
b.
Penguli Spiral
Satu atau
dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar dalam rumah penguli
yang horizontal dan panjang. Rumah dan spiral seringkali dilengkapi dengan
komponen pengganggu berupa gigi-gigi, rusuk-rusuk, cakram-cakram penahan. Bahan
yang bergerak maju dalam arah memanjang dicabik-cabik dan disatukan kembali
oleh aliran balik dan gaya geser yang kuat.
c.
Penguli Aduk
Didalam
sebuah bejana vertikal yang berbrntuk silinder atau kerucut, bahan digilas dan
diuli oleh satu atau dua perkakas campuryang mirip pengaduk. Pengaduk dapat
dipasangkan di dalam bejana dari sebelah atas ataupun dari bawah, baik secara
vertikal ataupun miring. Untuk menunjang proses pencampuran dan untuk
membangkitkan efek gaya geser sering diperlukan perkakas pengikis atau perkakas
pengganggu lainnya. Penguli aduk digunakan untuk mencampur dan menguli bahan
dengan viskositas menengah.
d.
Penguli Gilas
Sejumlah
rol penggilas disusun sejajar dalam jarak yang dekat satu sama lain. Rol-rol
berputar dengan kecepatan yang berbeda, secara searah atau berlawanan. Bahan
secata terus menerus di cabik-cabik oleh geseran antara roda dan kemudian
disatukan kembali. Penguli ini terutama digunakan untuk mencampur bahan-bahan
yang sangat lengket.
Pencampuran
Padat-Gas
Pencampuran
bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan
ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas
selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri,
ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. Lat yang
digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun
terfluidisasikan.
Pencampuran
Cair-Padat
Pada
persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan
produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat.
Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila
kelaruta padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan
adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan. Pelarutan dan
kelarutan bahan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yaitu :
- Luas
permukaan bahan
-
Konsentrasi
- Suhu
- Tekanan
(khusus pada gas)
- Efek ion
senama
- Efek ion
asing
Metode
yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan padatan adalah
dengan menggerakkan cairan di dalam bejana secara turbulen. Gerakan turbulen
dapat dihasilkan oleh pengaduk ataupun pencampur getar.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1. Bejana
Pengaduk
Dalam
industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun autoklaf.
Penggunaan bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan pencampuran.
Misalnya untuk operasi kontinyu seringkali dipergunakan tanki pengaduk,
sedangkan untuk maksud pencampuran bertekanan digunakan autoklaf.
Wadah
pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup sedikit
sesuai jenis reaksi yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari wadah pengaduk
dibuat dari bahan isolator ataupun semi konduktor.
Tangki
pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain untuk melakukan reaksi-reaksi pada
tekanan diatas tekanan atmosfir, namun seringkali juga digunakan untuk proses
lain seperti pencampuran, pelarutan, penguapan, ekstraksi ataupun
kristalisasi.untuk pertukaran panas, tanki biasanya dilengkapi dengan mantel
ganda yang dilas atau disambung dengan flens, atau dilengkapi dengan kumparan
berbentuk pipa yang di las. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak
dikehendaki, tanki dapat diisolasi.
Perlu
diingat bahwa tanki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan, misalnya untuk
reaksi dalam beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka ataupun tertutup),
proses kerja dan keperluan pengerjaan. Oleh karena itu kadangkala tangki
dilengkapi dengan berbagai lubang khusus. Lubang-lubang khusus ini misalnya :
sumbu pengaduk/penyekat, pipa penyuling, alat ukur pengendali, saluran pemasukan
dsb. Autoklaf
adalah salah satu jenis bejana pengaduk yang dapat melangsungkan reaksi pada
tekanan diatas 2 bar.
2. Pengaduk
Pengaduk
berfungsi untuk menggerakkan bahan didalam bejana pengaduk yang digunakan. Alat
pengaduk ini biasanya terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang
dirangkai menjadi satu kesatuan. Alat pengaduk dibuat dan didesain sesuai
dengan keperluan pengadukan. Jenis pengaduk harus disesuaikan dengan faktor
berikut ini yakni :
- Jenis dan
ukuran pengaduk
- Jenis
bejana pengaduk
- Jenis dan
jumlah bahan yang dicampur
Pemilihan
alat pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat dilakukan
melalui percobaan dan pengalaman. Untuk masalah pencampuran yang tertentu dari
bahan campur dan bejana pengaduk tertentu, pengaduk yang optimal biasanya hanya
dapat dipilih melalui pengalaman saja.
Alat
pengaduk yang paling sering digunakan untuk masalah pencampuran cairan dengan
padatan ataupun untuk cairan dengan cairan antara lain adalah :
1. Alat
pengaduk jangkar
Alat
pengaduk ini terdiri dari sebuah batang yang dilengkungkan sehingga menyerupai
sebuah jangkar. Kelengkungan disesuaikan dengan bentuk bejana pengaduk.
Pengaduk jangkar memiliki diameter yang besar (misalnya 95% dari diameter
bejana) dan berputar lambat. Bejana ini dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
sangat viskos atau bahan-bahan dengan berat spesifik yang tinggi seperti
suspensi. Pengaduk ini memungkinkan terjadinya pertukaran panas, mencegah
terjadinya pengendapatn atau pelekatan padatan pada dasar bejana. Pengaduk ini
menghasilkan derajat pencampuran yang cukup besar.
2. Alat
Pengaduk Bingkai
Pengaduk
ini terdiri dari sebuah bingkai persegi atau dua buah lengan jangkar yang
dipasang bersusun. Pengaduk ini mempunyai diameter 2/3 dari diameter bejana
tersebut dan berputaran lambat.
3. Alat
Pengaduk Palet
Pengaduk
ini tersusun atas sebuah bingkai atau dua pelat yang dipasang bersusun. Bagian
atasnya berbentuk persegi, bagian bawah terpotong miring sehingga sesuai denan
bentuk bejana, memiliki diameter ½ kali diameter bejana.
4.
Alat pengaduk Impeler
Pengaduk
ini terdiri atas tiga daun yang melengkung. Biasanya daun tersebut agak bengkok
keatas sehingga sesuai dengan bentu dasar bejana. Pengaduk impeler mempunyai
diameter sebesar 2/3 hingga ½ dari diameter bejana dan frekuensi putarannya
100-200 rpm
Pengaduk
impeler dibuat dari satu atau beberapa bagian. Karena pengaduk ini dapat
dilapisi email dengan baik, alat ini seringkali digunakan dalam bejana pengaduk
yang beremail. Bersama dengan perangkat penggerak yang dapat dikontrol,
pengaduk impeler dapat dimanfaatkan secara serba guna, misalnya untuk
melarutkan, mensuspensikan atau mengemulsikan padatan dalam cairan serta juga
untuk reaksi-reaksi kimia dan proses-proses pertukaran panas.
5. Alat
Pengaduk Propeler
Pengaduk
ini terdiri atas sebuah propeler yang mirip dengan baling-baling pendorong
kapal dengan dua atau tiga daun yang dipasang miring. Biasanya alat pengaduk
propeler dibuat dalam dua bagian dan berputar dengan cepat.
Pengaduk
propeler digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah (pada
viskositas yang tinggi, biasanya bahan tidak dapat digerakkan oleh propeler).
6.
Alat pengaduk Turbin
Jenis
sederhana dari pengaduk ini terdiri atas sebuah cakram yang sisi bawahnya
mempunyai beberapa sudu vertikal yang disususun secara radial. Pengaduk turbin
lebih sering digunakan untuk bahan dengan viskositas yang rendah. Pengaduk ini
seringkali disebut sebagai pengaduk serba guna karena dapat digunakan untuk
berbagai jenis keperluan.
7.
Pencampur Getar
Alat ini
terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang berbentuk
kerucut. Sebuah sumber getar elektromagnetik digantungkan dengan pegas pada
kerangka alat. Elalui sebuah batang penghubung, cakram digetarkan vertical oleh
sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan ditekan untuk melewati
lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau sebaliknya. Dengan demikian
terjadi suatu aliran vertical yang kuat di sekitar cakram, dan terjadi
turbulensi yang tinggi dalam seluruh bahan.
Pencampur
getar sesuai misalnya untuk membuat larutan, suspensi atau emulsi dengan
viskositas yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali terbuka, dengan ukuran
yang kecil hingga sedang. Intensitas getaran-yang berarti juga derajat
turbulensi- ummnya dapat diatur secara elektrik. Yang merugikan dari pencampur
getar adalah kebisingan yang ditimbulkannya.
Pencampuran
Cair-Cair
Tujuan
pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan
proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang
komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop,
obat tetes dan larutan injeksi.
Metode yang paling
sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode
turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode
lainnya adalah misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa,
dengan menghembuskan gas kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.
1.
Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar
Untuk
persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan sejati,
dapat digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk jangkar,
pengaduk bingkai, pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk membuat emulsi
halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan putaran cepat seperti alat
pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, ataupun pengaduk
palet.
2.
Pencampuran dengan alat semprot
Pada
instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang dapat
saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-saluran
pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa adanya
alat pendukung lain tidak begitu besar, cairan dengan volume yang lebih kecil
seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.
3.
Pencampuran dengan Alat Pompa
Seringkali
penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk menanggulangi persoalan
pencampuran yang sederhana. Pompa tersebut dipasang sebagai alat pendorong
cairan pada saluran pipa. Untuk persoalan yang lebih sukar, efek pencampuran
yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan secara terus menerus secara
sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana campur dengan sebuah pompa
sentrifugal dan disalurkan kembali.
Pencampuran Cair-Gas
Untuk
proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam cairan, artinya
cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Adapun contoh
pencampuran cair-gas adalah pada proses hidrogenasi, chlorinasi dan
fosfogenasi.
Metode yang
paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas adalah membuat
gerakan turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat pengaduk atau dengan
pencampur getar. Untuk hal-hal yang khusus misalnya pembuatan busa pemadam api,
digunakan suatu injektor.
Pencampuran Gas-Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang
dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara
pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah
bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas yang
mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu
maupun asap.
Metode
terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat
penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
Pencampuran
Gas-Cair
Sama
seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan. Pencampuran ini
misalnya digunakan pada alat pengering sembur, pembakaran minyak pada
menara-menara linang (trickled tower). Persoalan dalam pencampuran ini umumnya
ialah bagaimana mendistribusikan cairan secara merata kedalam gas yang mengalir
kontinyu. Pada pencampuran gas dengan cairan akan terjadi tetesan ataupun
kabut.
Pencampuran
Gas-Gas
Pencampuran
gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang
berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar –
udara). Metode terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran
dengan alat semprot atau injektor.
B.
Aglomerasi
Aglomerasi dapat diartikan
secara luas sebagai penyatuan partikel-partikel kecil yag berbentuk padat atau
cair menjadi bagian-bagian yang lebih besar (aglomerat). Mengaglomerisasikan
berarti memperbesar, jadi proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
Tujuan aglomerisasi
diantaranya adalah menghasilkan aglomerat yg lebih baik dalam hal :
- Lebih
mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
- Lebih
mudah digunakan pada produk akhir
- Lebih
mudah untuk digunakan dalam pengolahan selanjutnya
Pembentukan Aglomerat
pada dasarnya terbentuk dari tiga cara yakni :
-
Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granula,pellet) dengan bantuan
cairan ataupun zat-zat pengikat
-
Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang mempunyai bentuk
(misalnya briket, tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa zat pengikat.
- Sintering
(peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam yang berpori) dengan
proses thermal.
Proses
aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan adalah pada industri farmasi seperti
pembuatan butiran (granulasi), pembuatan tablet dan pembuatan pil berlapis gula
(drage). Proses-proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk penyajian yang
khusus bagi produk farmasi.
RANGKUMAN
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan
membaurkan bahan-bahan untuk menghasilkan campuran bahan dengan komposisi
tertentu dan homogen. Factor yang mempengaruhi pencampuran : aliran, ukuran
partikel, kelarutan, Viskositas campuran, Jenis bahan yang dicampur,
Urutan
pencampuran, Suhu dan Tekanan (pada gas) dan Bahan tambahan
pada pencampuran seperti emulgator.
PENGAYAAN
Untuk pengulangan materi, Kamu dapat mempelajari lebih lanjut pada tautan berikut ini:
REFLEKSI
Setelah selesai belajar
bab ini, maka lakukanlah refleksi diri dengan metode 4C (connection,challenge,concept,change), dengan menjawab setiap
pertanyaan ini di buku latihan secara mandiri.
1.
Ceritakan
keterkaitan materi pada bab ini dengan proses mixing di industry kimia!
2.
Apakah
ada perbedaan materi yang kamu pelajari di modul ini dengan materi yang kamu
dapatkan saat praktikum di laboratorium?
3.
Ceritakan
konsep-konsep penting yang sudah kamu pelajari dalam bab ini!
4.
Ceritakan
sebuah perubahan atau inovasi yang ingin Kamu lakukan, setelah mendapatkan
materi ini!
Comments
Post a Comment